malaikat kecil

malaikat kecil
banyak waktu yang terbunuh, terbuang percuma tak percuma. Terkadang dirimu terabaikan, oh malaikat kecilku. Kini sedikit waktuku kuberikan untukmu, walau ku tau, waktu ini takkan bisa membayar waktu yang telah terbunuh dan terbuang. Maafkan aku wahai malaikat kecil ku. Satu hal yang perlu kau ketahui, aku begitu menyanyangi mu, kini kau telah menjadi inspirasi dalam setiap nafasku, dalam setiap pikiranku, setiap langkah dan gerakku.

Selasa, 20 Desember 2011

Surat Untuk Suami

السَّلاَمُعَلَيْكُمْوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَاتُهُ

Suamiku......
Teringat saat pertama kali kamu datang dalam kehidupanku.
Sungguh sangat tidak disangka ataupun diduga.
Pertemuan yang sempat terulur waktu panjang.

Kini kita telah bersama, bahkan angka 5 pun sudah terlewati. Sepertinya sudah menjadi waktu yang panjang, namun ternyata usia 5 tahun adalah usia yang sungguh masih jauh dari kematangan.

lihat diantara kita, telah hadir seorang anak yang membanggakan, sungguh menghiasi perjalanan kehidupan kita.

Suamiku,  Tak ada krikil-krikil yang berarti, yang menjadi penghalang, karena, berjalan dengan mengalir adalah sesuatu yang indah.
Allah telah memberi aku dan kamu cinta dan kasih sayang, hingga aku dan kamu saling mengasihi karena-Nya.
Mungkin aku dan kamu tak pula dapat terhindar akan pembagian cinta dan kasih pada yang bukan untuk ku atau bukan untuk mu...... Namun, kepasrahan dan kepercayaan telah menjadi rambu yang terpatri, hingga rasa yang tak perlu muncul menjadi bias.
Dan aliran air yang kita lalui akan tetap masuk dalam wadah cinta dan kasih sayang aku dan kamu karena-Nya. Bukan untuk siapa dariku dan siapa darimu.

Suamiku, Aku fikir semua sudah berjalan selaras, normal apa adanya, namun ada keresahaan saat sapaan lembut hadir dalam hati ini, benarkah tak ada keluhan dihatimu saat bersama ku? Benarkah aku dapat menjadi penghias tahtahmu? Benarkah aku telah berjalan dengan ridhomu? Benarkah aku dapat menyejukkan hatimu? Benarkah aku akan selalu menjadi bidadarimu, bidadari dunia dan bidadari surga?
Pertanyaan  itu terus menaungi hati ini.

Suamiku, jikalau benar hatimu sedemikian adanya, sudilah kiranya menerima dan memberi maaf suci bagi diriku, hingga jalan ini tak terasa terjal dan berliku......

Demi cintaku pada sang kholiq, dan pada Rosul-Nya, sudi pula kiranya engkau selalu menerima kasih dan sayang ku untuk mu karena-Nya.......   

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Tidak ada komentar: