malaikat kecil

malaikat kecil
banyak waktu yang terbunuh, terbuang percuma tak percuma. Terkadang dirimu terabaikan, oh malaikat kecilku. Kini sedikit waktuku kuberikan untukmu, walau ku tau, waktu ini takkan bisa membayar waktu yang telah terbunuh dan terbuang. Maafkan aku wahai malaikat kecil ku. Satu hal yang perlu kau ketahui, aku begitu menyanyangi mu, kini kau telah menjadi inspirasi dalam setiap nafasku, dalam setiap pikiranku, setiap langkah dan gerakku.

Rabu, 22 Februari 2012

LEMAH TAK BERDAYA

Malam ini berjalan setelah lalui siang
Kegundahan hati, kegalauan jiwa terus menyelimuti, setelah derasnya tetesan air mata, tak pula membuat semua berlalu.
Bak bangunan yang telah berubah menjadi puing puing, dan mencoba kembali ditata dalam bentuk nan indah, 
namun takkan bisa kembali dalam sekejap mata.

Ternyata imanku tak lebih tebal dari sutra
Kekuatanku tak lebih kuat dari kawat.
Manusia budak syetan, 
mungkin aku telah berada didalam kelompok ini.

Terfikir, terbesit hanya duniawi yang sesaat.
Tak ada keberanian yang dapat diandalkan dan dapat membanggakan dimata Tuhan dalam meraih akhirat, kehidupan kekal.

Ingin membenci, ingin memaki, ingin marah, ingin mendendam pada dia, dia dan dia.....
Namun, sikap itu lebih layak ditujukan pada diri ini.
Diri yang lemah, tak memiliki kekuatan, penuh dengan ketakberdayaan, terselimuti kebodohan, dan kenaifan.
Diri yang tak pantas untuk dicintai Tuhan dan Rosul.....

Masih pantaskah berharap karunia dan rahmat-Nya, 
masih pantaskah mengharap kedamaian jiwa, 
masih pantaskah mengharap keridhoan dalam menitih kehidupan, masih pantaskah mengharapkan surga Mu, walau ditepian....?
Rasanya malu meminta, sementara membela kebenaran dijalan Mu saja, diri ini tak lebih hebat dari seekor keledai.

Bagai air, diri ini mengalir, hanya mengikuti arus, tanpa tahu arah.
Menjalani yang ada dihadapan tanpa tahu tujuan.
Masih dalam kegalauan, masih dalam penyesalan, masih dalam kebodohan, masih dalam keterpurukan........
Kini, diam dan air mata menjadi sahabat diri yang setia.................
22 Mei 2011 jam 00:58

WAHAI CINTA DUHAI CINTA

Wahai cinta, duhai cinta
Raga ini terkukung
Dalam himpitan tak berbatas.
Sesak dalam lelah Ku mencarimu
Yang sesunggunya tak berjarak

Andai kesendirian menjadi rajaku
Aku takkan butuh kamu.
Andai tangan dapat meraih segala rasa
Ku enyahkan kamu.

Namun hati telah terlebur denganmu
Telah tersirat kata menyelami samudramu

Wahai cinta, duhai cinta
Kufikir.......
Bagai air laut yang takkan surut
Bagai angin yang kan selalu berhembus

Wahai cinta, duhai cinta
Manusia bukan tempat yang tepat
Tuk sandarkan mu
Hingga air mata menjadi temanmu

Fikirku salah
Aku salah, hatiku salah,
Rasaku, rasaku tumpul tak terasah
Wahai cinta, duhai cinta
Hanya Pada Tuhan, keabadian mu tercipta.

Kamar, -31 Agustus 2011 - 23.55

TAHTAH KEBLINGGER

Saat ini, pernahkah anda melihat, seseorang yang mendapatkan kedudukan dan jabatan tanpa dukungan tim, yang biasa disebut dengan tim sukses?
Lalu, pernahkah anda melihat, bahwasahnya tim sukses itu melakukan semua dengan keikhlasan tingkat tinggi, dalam arti tak mengharap balas budi dalam bentuk apapun, termasuk nilai rupiah bagi keberlangsungan Tim itu sendiri.

Sungguh rasanya sangat mustahil akan hal itu.


Bagaimana tidak, berapa rupiah yang dikeluarkan bagi seseorang yang menginginkan kursi empuk bersandar jabatan hebat yang diserahkan pada "sang empuh-nya" janji untuk kesuksesannya, dan berapa rupiah pula yang akan dia berikan kepada "sang empuh-nya sukses" setelah kursi empuk itu dia dapatkan. Roda itu terus akan berputar. Jikalau rupiah tidak mengalir kepada "sang empuh-empuhnya" itu, maka sudah dapat dipastikan seseorang itu akan dihantam ombak besar, kapalnya akan bergoyang tiada henti.


Dan semua itu menjadi awal dari perjalanan, muara dari keterpurukan moral dan gerbang menuju jatuhnya sang "Iman"


Lalu pernahkah terfikir, apa dampak seseorang yang telah mendapatkan kuasa dunia? Dapat merubah dunia-h? "Ah terlalu luas"

Mungkin dapat merubah negara-h? "Ah semua biasa, kesulitan malah semakin melanda!
Lalu apa, apa? Sepertinya dapat merubah keluarga "keluarga menjadi lebih kaya" mungkin hal ini bisa mendapatkan pembenaran.

Dan terciptalah sebuah kerajaan yang tanpa dasar iman dan beratap tanpa moral serta bersikluskan udara sumpah serapah dari rakyat teraniayah.

................................
26 Oktober 2012

KENAIFAN DIRI

Malam ini berjalan setelah lalui siang
Kegundahan hati, kegalauan jiwa terus menyelimuti, setelah derasnya tetesan air mata, tak pula membuat semua berlalu.
Bak bangunan yang telah berubah menjadi puing puing, dan mencoba kembali ditata dalam bentuk nan indah, namun takkan bisa kembali dalam sekejap mata.

Ternyata imanku tak lebih tebal dari sutra
Kekuatanku tak lebih kuat dari kawat.
Manusia budak syetan, mungkin aku telah berada didalam kelompok ini.

Terfikir, terbesit hanya duniawi yang sesaat.

Tak ada keberanian yang dapat diandalkan dan dapat membanggakan dimata Tuhan dalam meraih akhirat, kehidupan kekal.

Ingin membenci, ingin memaki, ingin marah, ingin mendendam pada dia, dia dan dia.....

Namun, sikap itu lebih layak ditujukan pada diri ini.
Diri yg lemah, tak memiliki kekuatan, penuh dengan ketakberdayaan, terselimuti kebodohan, dan kenaifan.
Diri yang tak pantas untuk dicintai Tuhan dan Rosul.....
Masih pantaskah berharap karunia dan rahmat-Nya, masih pantaskah mengharap kedamaian jiwa, masih pantaskah mengharap keridhoan dalam menitih kehidupan, masih pantaskah mengharapkan surga Mu, walau ditepian....?
Rasanya malu meminta, sementara membela kebenaran dijalan Mu saja, diri ini tak lebih hebat dari seekor keledai.

Bagai air, diri ini mengalir, hanya mengikuti arus, tanpa tahu arah.

Menjalani yang ada dihadapan tanpa tahu tujuan.
Masih dalam kegalauan, masih dalam penyesalan, masih dalam kebodohan, masih dalam keterpurukan........
Kini, diam dan air mata menjadi sahabat diri yang setia, entah sampai kapan luka ini berakhir.............

Penghujung Tahun - 28 Des 2011

TENTANG KITA

(BUKANLAH AKHIR DALAM PERJALANAN MENUJU ILLAHI ROBBI)


Aku dan kalian, berjalan bersama
Mengenali kehidupan dan mengenal sang Khaliq
Mengenal kekasih-kekasih Allah
Dan mengenal mursyid sejatinya diri.


Dalam putaran waktu....
Bersatu dalam rasa, bersatu dalam asa
Tertoreh dan tercipta kenangan indah


Seketika, alasan tak terungkap
Tersimpan rahasia yang tak terucap
Tak pula ada hak tuk dapatkan semua....
Dan seketika semua menjadi kenangan
Jikalaulah raga tak dapat berdekat,
Mata tak dapat melihat
Namun, hati bicara, rohani ini tetap bersama
Doa diri, semoga semua karena jalan-Nya


Sesungguhnya perpisahan takkan pernah ada
Jikalau kebersamaan tak pernah tercipta
Namun, sejatinya diri, aku dan kamu semua
Hanyalah mahluk, mahluk Tuhan....


Mahluk takkan pernah ada bergantung pada mahluk
Melepaskan diri pada mahluk
Dan menggantungkan diri pada Tuhan
Itulah sejatinya Hambah.
Dan itulah kekuatan yang mampu menopang
Saat kebersamaa menjadi perpisahan...


Dan kini, telah terbuka jalan
Jalan bagi diri ini dan jalan bagi kalian
Sejatinya tak sejalan, namun tujuan pastilah sama
Kenangku selalu untukmu saudara-saudaraku.


-meja kerja, 3 Feb 2012 / 16.00 Wib-

PANTUN RENUNGAN

Jalan ini kian tak terarah
Rambu telah terabaikan
Bukan salah sang penggoda
Namun diri tak dapat hindari dosa

Tahun lalu telah berlalu
Tahun ini akan berganti
Belum terampuni dosa yang lalu
Sudah terbuat dosa yang baru

Logika dalam akal
Rasa dalam hati
Iman telah tercekal
Runtuh sudah bersih diri

Jalan setapak telah dilalui
Melangkah dengan kaki
Setiap jejak penuh dengan hati-hati
Apa daya, tetap salah menitih

Melihat kekanan ada cinta
Melihat kekiri ada cinta
Jangan Gunda dan Resah dalam memilih
Karena kebenaran cinta-Nya ada dihati

Jika lalui jalan yang salah
Untuk apa mundur melangkah
Coba untuk tangan menadah
Semoga dapat ampunan Allah.

Tak banyak kata Yang dapat kuberi pada mu
Selain maaf dan selamat tahun baru.

-29 Des 2011-

Selasa, 20 Desember 2011

Surat Untuk Suami

السَّلاَمُعَلَيْكُمْوَرَحْمَةُاللهِوَبَرَكَاتُهُ

Suamiku......
Teringat saat pertama kali kamu datang dalam kehidupanku.
Sungguh sangat tidak disangka ataupun diduga.
Pertemuan yang sempat terulur waktu panjang.

Kini kita telah bersama, bahkan angka 5 pun sudah terlewati. Sepertinya sudah menjadi waktu yang panjang, namun ternyata usia 5 tahun adalah usia yang sungguh masih jauh dari kematangan.

lihat diantara kita, telah hadir seorang anak yang membanggakan, sungguh menghiasi perjalanan kehidupan kita.

Suamiku,  Tak ada krikil-krikil yang berarti, yang menjadi penghalang, karena, berjalan dengan mengalir adalah sesuatu yang indah.
Allah telah memberi aku dan kamu cinta dan kasih sayang, hingga aku dan kamu saling mengasihi karena-Nya.
Mungkin aku dan kamu tak pula dapat terhindar akan pembagian cinta dan kasih pada yang bukan untuk ku atau bukan untuk mu...... Namun, kepasrahan dan kepercayaan telah menjadi rambu yang terpatri, hingga rasa yang tak perlu muncul menjadi bias.
Dan aliran air yang kita lalui akan tetap masuk dalam wadah cinta dan kasih sayang aku dan kamu karena-Nya. Bukan untuk siapa dariku dan siapa darimu.

Suamiku, Aku fikir semua sudah berjalan selaras, normal apa adanya, namun ada keresahaan saat sapaan lembut hadir dalam hati ini, benarkah tak ada keluhan dihatimu saat bersama ku? Benarkah aku dapat menjadi penghias tahtahmu? Benarkah aku telah berjalan dengan ridhomu? Benarkah aku dapat menyejukkan hatimu? Benarkah aku akan selalu menjadi bidadarimu, bidadari dunia dan bidadari surga?
Pertanyaan  itu terus menaungi hati ini.

Suamiku, jikalau benar hatimu sedemikian adanya, sudilah kiranya menerima dan memberi maaf suci bagi diriku, hingga jalan ini tak terasa terjal dan berliku......

Demi cintaku pada sang kholiq, dan pada Rosul-Nya, sudi pula kiranya engkau selalu menerima kasih dan sayang ku untuk mu karena-Nya.......   

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ