Dibalik Besi-besi yang berbaris rapih
Membuat diri terikat dalam ruang dan waktu
Antara sudut dan sudut lainnya begitu dekat
Sayap sayap tak dpt lg berkepak
Kebebasan telah terjarah
Mulut terbungkam seketika
Mereka bilang diri ini pendosa
Penghianat negara
Perusak moral bangsa
Namun
Jiwa dan raga, seluruh panca
indra, fikiran dan nurani berkata
Bukan diri yg berlaga
Dibalik besi-besi yang berbaris rapi
Terdampar tubuh yang terikat tak bertali
Erangan tangis dan air mata
tak mampu angkat beban derita
Bertanya mengapa, tak ada guna
Hukum tak lagi berpihak pada yg lemah tanpa dosa
Fakta telah tertindas akan ilusi bias
Semua telah terampas seketika
Tapi diri tak pernah mati
Hembusan nafas masih mengalun bak simfony nan merdu
Hati dan nurani masih tertata rapi
Fikiran masih mengalis bak air pegunungan nan jernih
Diri bersuara melalui karya
Goresan tangan dengan tinta emas diatas lembaran lembaran kertas
Temani habiskan hari demi hari
Dibalik besi-besi yang berbaris rapih
Inspirasi dan karya yang yak pernah musnah, tak akan pernah terampas
Selalu tercipta menjadi sejarah dalam putaran waktu
Melayang melalui udara, lewati ventilasi ruang
dibalik besi-besi yang berbaris rapih.
#meja kerja_040710#
waktu berputar, hari demi hari berlalu, berjalan, terkadang berhenti, terkadang maju, terkadang mundur. tujuan pun tak terdeskripsi dengan sempurna. langkah yang tak menentu bagai terkunci dalam ruang waktu, berputar arah, berpindah tempat, kembali pada satu titik. sia-sia. ketika cahaya tuntun langkah temukan arah, sedikit senyum hiasi bibir ranum. tak ada lagi keraguan dalam langka, seakan setiap arah adalah tujuan, semua untuk mu, titipan-Nya harta tak ternilai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar